Malam hari,
kira-kira jam 7, aku keluar hendak membeli sesuatu ke warung depan tempat
tinggalku. Kulihat ke langit bulan sedang purnama. Hanya tidak terlalu terang.
Mungkin langit sedang berkabut yang berasal dari polusi udara. Sesampai di
warung, ternyata apa yang kubeli sedang habis. Jadi terpaksa aku ke warung
sebelahnya lagi. Berada di sisi lain jalan, agak ke kanan.
Selagi berjalan ke
sana, aku terhenyak melihat seseorang sedang membungkuk di tempat sampah rumah
tetangga. Tempat sampah itu berada tepat di sisi samping di luar pintu gerbang rumah itu.
Gerbangnya lagi ditutup. Suasana sekitar sepi layaknya komplek perumahan, di mana
hampir semua pemilik rumah berada di rumah masing-masing.
Bulan purnama. Sepi.
Jalan lengang maklum ini perumahan, bukan jalan raya. Seorang perempuan di
tempat sampah. Berisik. Mengaduk-aduk sampah. Memilih apa yang dia cari, yang
mungkin masih bisa terjual olehnya. Begitu kontrasnya suasana. Dalam hatiku ada
perasaan aneh. Aku langsung merasa kasihan. Sedih. Hingga aku memaksakan diri untuk
tidak melihatnya.
Sekembali dari warung, pikiranku masih terganggu oleh
bayangan aktivitas pemulung tadi. Betapa
sulitnya hidup ini bagi beberapa orang.betapa tidak ramahnya hidup ini bagi
sebagian orang. Seperti pemulung tadi. Saat yang lain beristirahat tenang bersama keluarga, sang pemulung masih sibuk bekerja di tempat sampah, di depan rumah orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar